Secara
sederhana ketika merencanakan atau mendesain plumbing suatu gedung hanya ada 2
bahasan, yaitu: sistem penyediaan air bersih, dan sistem pembuangannya. Setelah
itu kita harus memilah keduanya, menjadi pembahasan sendiri. Sistem pembuangan
nantinya mengarah ke sistem pembuangan limbah air kotor dan air bekas.
A. Sistem
Penyediaan air bersih
Dalam
mendesain sistem penyediaan air bersih untuk suatu gedung, harus melalui
langkah langkah sebagai berikut supaya kita tidak bingung dalam membuat suatu
sistem yang efektif
1.
yang pertama kali di bahas adalah sumber air bersih. Sumber air tersebut apakah
hanya berasal dari PDAM atau ada sumber lain misalnya mengebor dari sumur dalam
(deep weel), atau kedua-duanya.
2.
Tahapan yang kedua kita harus mengetahui kapasitas kebutuhan sehari hari dari suatu
gedung. Dan untuk mengetahui kapasitas air ini harus memperhatikan sebagai
berikut:
·
Jumlah penghuni gedung tersebut kira-kira berapa? Dan
gedung tersebut fungsinya untuk apa? Karena hal ini sudah ada daftar rata-rata
pemakaian air per hari.
·
Setelah
mengetahui jumlah penghuni, kita harus menghitung pemakaian air rata-rata per hari (Q), yang rumusnya sebagai berikut:
Pemakaian air rata rata per
hari (Q)= Jumlah penghuni x pemakaian air rata rata sehari.
(misal
untuk apartemen pemakaian air rata-rata sehari = 250 liter per orang)
·
Setelah
itu kita harus menghitung Debit air
rata-rata per hari (Qd), yang rumusnya sebagai berikut:
Debit air rata-rata per hari
(Qd) = 120% x Q,
dimana
20 % merupakan tambahan untuk antisipasi kebocoran, perawatan alat plumbing,
dan kebersihan gedung, dan Q=Pemakaian air rata rata per hari.
·
Setelah
itu kita harus menghitung Pemakaian air
per jam (Qh), yang rumusnya sebagai berikut:
Pemakaian air per jam (Qh) =
Qd /t
dimana
t = lamanya waktu pemakaian ai per hari (jam), dan Qd= Debit air rata rata per
hari.
·
Setelah itu kita harus menghitung Pemakaian
air pada jam puncak (Qh max), yang rumusnya sebagai berikut:
Pemakaian air pada jam puncak
(Qh max) = C1 x Qh ,
dimana
C1 = koefisien: 1,5 – 2,0, dan Qh= Pemakaian air per jam
3.
Setelah mengetahui perhitungan tersebut, maka kita akan mengetahui jumlah air yang
dibutuhkan suatu gedung, maka kita bisa menentukan rencana berikut:
·
Menentukan
kapasitas dari tandon bawah atau Ground Tank
·
Menentukan
kapasitas tandon atas atau Roof Tank
4.
Setelah mengetahui kapasitas tandon bawah dan tandon atas, maka kita kemudian
membahas distribusi air dari Sumber
air (PDAM) ke Tandon bawah (ground tank) dan dari ground tank ke tandon atas
(roof tank). Dan pembahasan ini menyangkut hal-hal sebagai berikut:
·
Pipa yang digunakan. Apakah menggunakan pipa
galvanis atau pipa PVC atau pipa PPR. Untuk gedung-gedung bertingkat sekarang
ini biasanya sudah menggunakan pipa PPR.
·
Menghitung
kapasitas pompa transfer yang
diperlukan
·
Distribusi
dari roof tank (tandon atas) ke outlet saniter (seperti closet, wastafel atau
kran), menggunakan sistem gravitasi atau kemudian dipasang pompa booster untuk 2 atau 3 lantai paling atas.
·
Menghitung
jumlah pipa dan jumlah accesories pemipaan & pompa seperti valve, check valve, strainer dan
lain-lain
·
Mendesian
penyediaan air panas (jika diperlukan) terutama pada apartemen atau hotel.
(lanjut…………)
(Sumber dari berbagai sumber)
Mas, adakah contoh untuk desain air panas utk hotel yg menggunakan sistem gravitasi, menggunakan heater
BalasHapusUntuk Jasa Instalasi ME ( Listrik, Hidrant, Ac, Plumbing dsb) hub
BalasHapus082176562768