Jumat, 12 Oktober 2012

MENDESAIN ATAU MERENCANAKAN SISTEM PLUMBING DALAM SUATU GEDUNG (1)

Secara sederhana ketika merencanakan atau mendesain plumbing suatu gedung hanya ada 2 bahasan, yaitu: sistem penyediaan air bersih, dan sistem pembuangannya. Setelah itu kita harus memilah keduanya, menjadi pembahasan sendiri. Sistem pembuangan nantinya mengarah ke sistem pembuangan limbah air kotor dan air bekas.

A. Sistem Penyediaan air bersih

Dalam mendesain sistem penyediaan air bersih untuk suatu gedung, harus melalui langkah langkah sebagai berikut supaya kita tidak bingung dalam membuat suatu sistem yang efektif

1. yang pertama kali di bahas adalah sumber air bersih. Sumber air tersebut apakah hanya berasal dari PDAM atau ada sumber lain misalnya mengebor dari sumur dalam (deep weel), atau kedua-duanya.

2. Tahapan yang kedua kita harus mengetahui kapasitas kebutuhan sehari hari dari suatu gedung. Dan untuk mengetahui kapasitas air ini harus memperhatikan sebagai berikut:

·         Jumlah penghuni gedung tersebut kira-kira berapa? Dan gedung tersebut fungsinya untuk apa? Karena hal ini sudah ada daftar rata-rata pemakaian air per hari.

·         Setelah mengetahui jumlah penghuni, kita harus menghitung pemakaian air rata-rata per hari (Q), yang rumusnya sebagai berikut:

Pemakaian air rata rata per hari (Q)= Jumlah penghuni x pemakaian air rata rata sehari.

(misal untuk apartemen pemakaian air rata-rata sehari = 250 liter per orang)

·         Setelah itu kita harus menghitung Debit air rata-rata per hari (Qd), yang rumusnya sebagai berikut:
Debit air rata-rata per hari (Qd) = 120% x Q,
dimana 20 % merupakan tambahan untuk antisipasi kebocoran, perawatan alat plumbing, dan kebersihan gedung, dan Q=Pemakaian air rata rata per hari.
·         Setelah itu kita harus menghitung Pemakaian air per jam (Qh), yang rumusnya sebagai berikut:

Pemakaian air per jam (Qh) = Qd /t   

dimana t = lamanya waktu pemakaian ai per hari (jam), dan Qd= Debit air rata rata per hari.

·          Setelah itu kita harus menghitung Pemakaian air pada jam puncak (Qh max), yang rumusnya sebagai berikut:

 Pemakaian air pada jam puncak (Qh max) = C1 x Qh ,

dimana C1 = koefisien: 1,5 – 2,0, dan Qh= Pemakaian air per jam

3. Setelah mengetahui perhitungan tersebut, maka kita akan mengetahui jumlah air yang dibutuhkan suatu gedung, maka kita bisa menentukan rencana berikut:

·         Menentukan kapasitas dari tandon bawah atau Ground Tank
·         Menentukan kapasitas tandon atas atau Roof Tank

4. Setelah mengetahui kapasitas tandon bawah dan tandon atas, maka kita kemudian membahas distribusi air dari Sumber air (PDAM) ke Tandon bawah (ground tank) dan dari ground tank ke tandon atas (roof tank). Dan pembahasan ini menyangkut hal-hal sebagai berikut:
·         Pipa yang digunakan. Apakah menggunakan pipa galvanis atau pipa PVC atau pipa PPR. Untuk gedung-gedung bertingkat sekarang ini biasanya sudah menggunakan pipa PPR.
·         Menghitung kapasitas pompa transfer yang diperlukan
·         Distribusi dari roof tank (tandon atas) ke outlet saniter (seperti closet, wastafel atau kran), menggunakan sistem gravitasi atau kemudian dipasang pompa booster untuk 2 atau 3 lantai paling atas.
·         Menghitung jumlah pipa dan jumlah accesories pemipaan & pompa  seperti valve, check valve, strainer dan lain-lain

·         Mendesian penyediaan air panas (jika diperlukan) terutama pada apartemen atau hotel.



(lanjut…………)

(Sumber dari berbagai sumber)


2 komentar:

  1. Mas, adakah contoh untuk desain air panas utk hotel yg menggunakan sistem gravitasi, menggunakan heater

    BalasHapus
  2. Untuk Jasa Instalasi ME ( Listrik, Hidrant, Ac, Plumbing dsb) hub
    082176562768

    BalasHapus