Sistem penangkal petir adalah suatu sistem untuk menangkal atau mencegah bangunan dari sengatan petir.
Ruang lingkup pekerjaan dari system penangkal petir di suatu bangunan
meliputi 4 pekerjaan utama, yaitu:
- Pemasangan instalasi terminal udara (air terminal)
- Pemasangan instalasi pernghantar pertanahan (down conductor)
- Pemasangan instalasi terminal dan elektroda pertanahan.
- Pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan tersebut diatas, seperti pembuatan bak kontrol.
Gbr. Suatu gedung dengan jangkaun penangkal petir
1. Air Terminal
(Terminal Udara)
Sistem air terminal ini harus mampu
melindungi seluruh bangunan serta sekelilingnya dari sambaran petir dan tidak
mempengaruhi peralatan elektrik yang ada dalam bangunan. Terminal udara (air terminal) yang digunakan
ada 3 macam, yaitu: sistem komvensional air terminal, system Radio aktif
air terminal dan sistem elektrostatik.
Gbr. Air terminal
2.
Down Conductor
(penghantar)
Down conductor terdiri dari satu jalur menghubungkan secara listrik
dengan sempurna antara air terminal
dengan system pertanahan. Down conductor terdiri dari kabel korial (kabel BC)
dari air terminal hingga kotak sambung (junction box) di lantai dasar.
3. System
Pertanahan (Grounding system)
Elektroda pertanahan harus dimasukan ke
dalam tanah secara vertical, batang tembaga harus dilindungi terhadap korosi
dengan serbuk arang disekitar tembaga.
Diantara penunjang dari sistem penangkal
petir adalah bak kontrol untuk melindungi perkabelan dan sistem pertanahan.
B. Dasar Teori
Penangkal petir diperlukan karena untuk menangkal petir atau menyalurkan petir agar tidak membahayakan bangunan / gedung tinggi.
B. Dasar Teori
Penangkal petir diperlukan karena untuk menangkal petir atau menyalurkan petir agar tidak membahayakan bangunan / gedung tinggi.
1. Pengertian Petir
Petir merupakan
fenomena alam yang umumnya terjadi pada saat musim penghujan yang diawali dengan
kilatan cahaya. Sesaat kemudian akan terdengar suara menggemuruh yang disebut
dengan guntur atau gludug.
Bunyi guntur dibelakang
petir dibelakang petir dikarenakan bahwa cepat rambat suara lebih rendah
daripada cepat rambat cahaya.
Proses Terjadinya Petir
Terdapat 2 teori yang mendasari terjadinya
petir, yaitu:
a.. Proses Ionisasi
Petir terjadi
diakibatkan oleh terkumpulnya ion bebas bermuatan negatif dan positif di awan.
Ion listrik dihasilkan oleh gesekan antar awan dan juga inonisasi ini
disebabkan oleh perubahan bentuk air dari cair menjadi gas atau sebaliknya.
b.. Gesekan antar
awan
Pada awalnya awan bergerak mengikuti arah angin, selam
proses bergeraknya awan ini maka saling bergesekan satu dengan yang lainnya.
Dari proses ini terlahir elektron elektron bebas yang memenuhi permukaan awan. proses ini bisa
digambarkan secara sederhana pada sebuah penggaris plastic yang digosokkan pada
rambut maka penggaris ini akan mampu menarik potongan kertas.
Pada suatu saat awan ini
akan terkumpul di sebuah kawasan, saat inilah petir dimungkinkan terjadi karena
electron-elektron bebas ini saling menguatkan satu dengan lainnya. Sehingga
memiliki cukup beda potensial untuk menyambar permukaan bumi.
3. Sistem Penangkal
Petir
a. Sistem konvensional
atau sistem Faraday / Frangklin
Faraday dan juga
Frangklin mengetengahkan sitem yang sama tentang penyaluran petir ini, yaitu system
penyalur arus listrik yang menghubungkan antara bagian atas bangunan dan
grounding . Sedangkan system perlindunga yang dihasilkan ujung penerima /
Splitzer adalah sama pada rentang 30 ~ 45 ‘ . Perbedaannya adalah system yang
dikembangkan oleh Faraday bahwa Kabel penghantar terletak pada sisi luar
bangunan dengan pertimbangan bahwa kabel penghantar juga berfungsi sebagai
penerima sambaran, Berupa sangkar elektris atau biasa disebut sangkar Faraday.
b. Sistem radioaktif
Penelitian terus
berkembang akan sebab terjadinya petir , dan dihasilkan kesimpulan bahwa petir terjadi
karena ada muatan listrik di awan yang dihasilkan oleh proses ionisasi , maka
penggagalan proses ionisasi di lakukan dengan cara memakai Zat berradiasi misl.
Radiun 226 dan Ameresium 241 , karena 2 bahan ini mampu menghamburkan ion
radiasinya yang bisa menetralkan muatan listrik awan.
Sedang manfaat lain
adalah hamburan ion radiasi akan menambah muatan pada Ujung Finial / Splitzer
dan bila mana awan yang bermuatan besar yang tidak mampu di netralkan zat
radiasi kemuadian menyambar maka akan condong mengenai penangkal petir ini.
Keberadaan penangkal
petir jenis ini sudah dilarang pemakaiannya , berdasarkan kesepakatan
internasional dengan pertimbangan mengurangi pemakaian zat beradiasi
dimasyarakat.
c. Sistem Elektrostatic
Prinsip kerja penangkal
petir Elektrostatik mengadopsi sebagian system penangkal petir Radioaktif ,
yakni menambah muatan pada ujung finial / splitzer agar petir selalu memilih
ujung ini untuk disambar .
Perbedaan dari sisten
Radioaktif dan Elektrostatik ada pada energi yang dipakai. Untuk Penangkal
Petir Radioaktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan zat berradiasi
sedangkan pada penangkal petir elektrostatik energi listrik dihasilkan dari
Listrik Awan yang menginduksi permukaan bumi
.
(by A. Loekmantara, sumber: dari berbagai sumber)
mas punya programnya
BalasHapusmaaf baru dibalas. Mas itu hanya teori dasar saja. Gambar itu diambil dari program autocad salah satu proyek.
HapusTerimakasih atas infonya tentang sistem penangkal petir, itu sangat bermanfaat.
BalasHapusok
Hapusinfo sangat membantu
BalasHapusBagaimana cara memasang instalasi pentahanan dan penangkal petir pada gedung lantai 3
BalasHapus