Rabu, 17 Juni 2015

MENGENAL SISTEM GAS MEDIS RUMAH SAKIT (1)

Dari presentasi beberapa kontraktor yang menangani masalah gas medis, yang menjadi relasi kerja dari perusahaan tempat kami bernaung, setidaknya telah banyak memberikan pelajaran yang begitu berharga, baik melalui presentasi, hasil kerja di lapangan  dan juga pelatihan ke pihak pengguna.



 Gbr. Presentasi product Medimax Korea

Karena menyangkut sesuatu pekerjaan yang spesifik, maka  yang menyangkut permasalahan instalasi gas medik acuannya berdasarkan  peraturan dinas terkait, terutama peraturan dari mentri kesehatan. 

Dari hasil rangkuman presentasi dari beberaa kontraktor yang menangani masalah gas medik dapat diungkapkan dari tulisan dibawah ini.

A. Perencanaan & Pelaksanaan
Pada perencanaan dan pelaksanaan sistem gas medik  untuk Rumah Sakit pada intinya meliputi sistem penyediaan sentral gas medik, instalasi  hingga   outlet gas medik di bed head. 

1. Pengertian
Menurut keputusan mentri kesehatan Republik Indonesia nomor 1439/ MENKES/SK/XI/2002, 
pengertian dari sistem gas medis sebagai berikut:
  • Gas Medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk pelayanan medis pada sarana kesehatan
  • Instalasi Pipa Gas Medis adalah seperangkat prasarana perpipaan beserta peralatan yang menyediakan gas medis tertentu yang dibutuhkan untuk menyalurkan gas medis ke titik outlet diruang tindakan dan perawatan;
  • Sentral gas medis adalah seperangkat prasarana beserta peralatan dan atau tabung gas/liquid yang menyimpan beberapa gas medis tertentu yang dapat disalurkan melalui pipa instalasi gas medis;
  • Instalasi Gas Medis selanjutnya disingkat (IGM) adalah seperangkat sentral gas medis, instalasi pipa gas medis sampai outlet
 2.   Jenis Gas Medik
Menurut keputusan mentri kesehatan Republik Indonesia nomor 1439/MENKES/SK/XI/2002, Jenis Gas Medis yang dapat digunakan pada sarana pelayanan kesehatan meliputi :
  • Oxygen (O2)
  • Nitrous Oksida (N2O)
  •  Nitrogen (N2)
  •  Karbon dioksida (CO2)
  •  Cyclopropana (C3H6)
  •  Helium (He)
  •  Udara tekan (Compressed Air) (Medical Breathing Air)
  • Mixture gas.
Dan Gas medis yang dapat digunakan melalui Instalasi Gas Medis menurut kemenkes meliputi 
  • Oxygen (O2)
  • Nitrous Oksida (N2O)
  • Nitrogen (N2)
  • Karbon dioksida (CO2)
  • Udara Tekan (Compressed Air) (Medical Breathing Air)
Tetapi pada umumnya di rumah sakit instalasi gas medis meliputi  4 sistem (sesuai urutan pemasangan) , yaitu:
  • Oxygen (O2)
  • Nitrous Oksida (N2O)
  • Udara Tekan (Compressed Air) (Medical Breathing Air)
  • Vakum (Medical Suction)
3. Sentral Gas Medis
a. Ruang Sentral Gas Medis
Ada hal hal yang harus diperhatikan dalam menentukan ruang gas medis diantranya bahwa Lokasi ruang gas medis mudah dijangkau transfortasi untuk pengiriman dan pengambilan tabung, dan juga harus aman / jauh dari kegiatan yang memungkinkan terjadinya ledakakan/ kebakaran,serta jauh dari sumber panas oli dan sejenisnya

Dalam  kemenkes nomor 1439/MENKES/SK/XI/2002 Ruang Gas Medis sebagai berikut:
a. Lokasi ruang gas medis mudah dijangkau transportasi untuk pengiriman dan pengambilan tabung;.
b. Harus aman / jauh dari kegiatan yang memungkinkan terjadinya ledakan / kebakaran;
c. Jauh dari sumber panas oli dan sejenisnya;
d. Disediakan ruang operator/ petugas dan dilengkapi fasilitas kamar mandi / WC;
e. Ukuran Ruangan gas medis;
       Luas   ruangan disesuaikan dengan jumlah dan jenis gas medis yang dipergunakan dan  
       memperhatikan kelonggaran bergerak bagi operator / petugas pada saat penggantian /
       pemindahan tabung dan kegiatan pemeliharaan;
f. Bangunan Ruangan gas medis harus memenuhi persyaratan :
- Konstruksi beton permanen;
- Penerangan yang memadai;
- Sirkulasi udara yang cukup.


4.Pemipaan Instalasi

Syarat pipa gas medisd dalam kemenkes nomor 1439/MENKES/SK/XI/2002 sebagai berikut:
a. Pipa yang dipergunakan harus terbuat dari tembaga dengan kadar ±99 % ( sembilan puluh sembilan persen ) atau stainless steel , yang dinyatakan dengan sertifikat bahan.
b. Pipa yang akan dipasang harus bersih.
c. Pipa gas medis harus diberi warna sesuai dengan gas medis yangdialirkan.
d. Pipa gas medis harus memenuhi keamanan terhadap struktur danutilitas dari bangunan unit sarana pelayanan kesehatan.
e. Ukuran pipa disesuaikan dengan kebutuhan / desain yang benar.
f. Penyambungan pipa harus dilas dengan menggunakan kawat lasperak , agar sambungan pipa rapat  sempurna dan tahan lama, Gas yang dipergunakan adalah campuran oksigen, Acetyline dan pada
proses pengelasan harus dialiri gas Nitrogen.
g. Pemasangan instalasi pipa diatas plafon harus dilengkapi dudukandan gantungan yang diikat kuat pada dak beton.
h. Pemotongan pipa harus menggunakan cutter pipa.
i. Jarak dudukan / penempatan satu dengan lainnya rata – rata 1(satu ) meter, baik vertikal maupun horizontal.
j. Pemasangan instalasi pipa gas medis harus dalam dinding dan dilindungi pipa PVC.
k. Diberikan tanda / stiker jenis gas dan arah aliran gas dalam pipa.
l. Seluruh jaringan instalasi pipa gas medis dilengkapi :
a). 1 (satu) unit kran induk dipasang di ruang sentral;
b). 1 (satu) unit kran distribusi dipasang di tiap lantai;
c). Kran pembagi (Zone Valve) sesuai kebutuhan;

d). Kran darurat sesuai kebutuhan, dipasang diruang bedah.


5. Outlet
Outlet gas medik dipasang / ditanam pada dinding dengan ketinggian 140 s/d 150 cm diatas lantai.


Dalam kemenkes nomor 1439/MENKES/SK/XI/2002 pemasangan outlet gas medik sebagai berikut:
12. Pemasangan Out let Gas Medis
a. Wall Outlet.
Outlet gas medis jenis wall outlet dipasang / ditanam pada dinding dengan ketinggian antara 140 s/d 150 Cm diatas lantai.
• Bila digunakan untuk melayani 1 (satu) Bed, maka diletakkan di sebelah kanan Bed dan bila digunakan untuk melayani 2 (dua) Bed maka Wall Outlet diletakkan ditengah – tengah 2 (dua) Bedtersebut.
• Untuk pemakaian di kamar Operasi, Wall Outlet dipasang didinding dekat dengan bagian kepala pasien pada meja operasi.
• Untuk pemakaian di bagian lain Wall Outlet dipasang pada dinding yang berdekatan dengan peralatan kedokteran yang digunakan.
b. Pipa yang akan dipasang harus bersih.
Dipasang pada plafon dan dekat dengan titik pemakaian, biasanyadekat dengan bagaian kepala dari tempat tidur pasien pada Ruangan New Born Room dan Premature Room, Overhead Outlet dipasangdiatas tempat tidur bayi.
c. Ceiling Column
Penempatan / pemasangan Ceiling Column sama dengan Overhead Outlet, berhubung alat ini memiliki beban yang cukup berat ± 100 Kg, maka harus digantung pada konstruksi plafon yang kuat menahan beban tersebut.
d. Pemasangan Out let pada ruang operasi / bedah maupun peralatan harus berfungsi secara otomatis, Out let akan tertutup rapat pada saat tidak terpakai dan terbuka apabila telah disambungkan dengan alat penyalur gas medis.
e. Urutan pemasangan Out let gas medis harus tetap
Oksigen;
Nitrous oxside;
Udara tekan;
Udara hisap.
f. Pemasangan setiap out let gas medis diberi nama gas, warna yangberbeda, ukuran drat/sekrup yang berbeda pula.


(lanjut)

Sumber 
- Medical Gas Distribution System, Medimax Korea (Bahan presentasi & Brossure)
- Kemenkes nomor 143/Menkes/SK/XI/2002





Selasa, 16 Juni 2015

MENGENAL TEKNOLOGI AC DAIKIN

Setelah mengikuti presentasi yang dilakukan oleh PT. Daikin Airconditioning Indonesia, dengan pembicara Bpk. Anton Martono, Consulting Sales Engineer dari perusahaan tersebut. Dia dengan tuntas berbicara tentang tekhnologi AC Daikin.


     
         


Ringkasan dari presentasi tersebut, dapat di ungkapkan sebagai berikut ini:

1.  Daikin Compressor


Dengan menggunakan swing Compressor, dan Berkat putaran yang halus, swing kompressor menguarangi gesekan dan getaran. Ini juga mencegah kebocoran gas pendingin selama kompresi. Keuntungan ini menghasilkan operasi yang hening dan efisien.

- Putaran lebih halus
- Menguarangi gesekan dan getaran
- Tidak ada kebocoran gas selama kompressi

Sehingga menghasilkan operasi yang hening dan efisien







2. Daikin Motor Kompressor
  • Inverter Daikin menggunakan Reluctance DC Motor
  • Compressor Inverter Daikin diperkuat oleh Magnet Neodymium
  • Reluctance DC Motor mampu menghasilkan kecepatan dan kekuatan yang lebih besar

      
      I

Motor ini menggunakan 2 torsi berbeda, magnet neodymium dan torsi reluctance. Motor ini dapat menghemat energy karena menghasilkan daya lebih, besar dengan daya listrik lebih kecil dibnding motor AC atau motor DC convensional. Lebih efisien pada frekwensi rendah yang biasa digunakan pada air conditioner, meningkatan efisiensy sampai sekitar 20 %

3. Daikin Motor Fan

Motor DC memungkinkan kontrol rotasi yang halus, sehingga mengurangi konsumsi energi. Peningkatan  hingga 40% pada putara rendah

 

Dc motor membuat control putaran yang baik, hingga menguarangi konsumsi energy. Motor ini juga menghasilkan peningkatan pada efisiensy operasional hingga 40 %, dibandingkan dengan motor ac. Peningkatan ini dapat diperhatikan pada kisaran kecepatan rendah.

4. Daikin Mobile Controller



5. Daikin Central Controller



6. Confort Control

a. Operasi Hening Unit Indor

b. Operasi Hening Unit Outdoor


c. Sensor Mata 
1.  Sensor Mata (intelligent Eye) mencegah terbuangnya energy dengan menggunakan sensor infra merah untuk mendeteksi pergerakan manusia di dalam ruangan. Ketka tidak ada pergrakan, sensor mata akan menaikan /settng temperaturnya 2 derjat celsus.

Semua model dari 2,5 sampai 7,1 kw dilengkapi dengan sensor mata. Fungsi ini dapat dengan mudah diaktifkan dari remot control

d. Fungsi Program Kering

e. Kecepatan Kipas Otomatis


7.  Confortable Airflow

a. Sirip Ganda Aliran Udara Kuat

b. Sirip tunggal Aliran Udara Kuat

c. Kisi Ksi Bersudut Lebar

d. Ayun Vertikal Otomatis (Atas dan bawah)

e. Ayn Horizontal Otomatis

f. Aliran Udara 3-D

g. Mode Confort Airflow
Berfungsi mencegah aliran udara yang tidak nyaman dari berhembus langsung pada tubuh. Untuk mencegah hembusan langsung, sirif bergerak ke atas selama operasi pendinginan dan ke bawah selama operasi pemanasan.


7. Life Style Convenience

a. Mode Low Watt
Fungsi konsumsi daya iini mengalihkan pembahasan kekhawatiran tentang putus  sekring dengan membiarkan arus maksimum AC diaktifkan dalam langkah langkah sesuai dengan pemakaian listrik rumah tangga.

b. Hemat Listrik Standby
Bahkan saat AC tidak beroperasi, AC tetap membutuhkan daya standby. Meskipun demikian, berkat fugsi ini daya standby yang dibutuhkan dapat dikurangi.

c. Mode Econo
Mode econo membatasi  konsumsi daya maksimum . Hal ini meningkatkan efisiensi operasi dan juga mencegah sekring kelebihan beban.

d. Fungsi Powerful Inverter

c. Remote Control Nirkable dengan Latar.

d. Saklar Nyala/ Mati unit Indoor 

8.. Timer

a. Pengatur Waktu hidup / mati 24 jam

b. Pengatur Waktu Mingguan

c. Mode Night Set