Sabtu, 25 April 2015

Teori Tentang Pencegahan Terhadan Kebakaran

Dalam gedung sistem penanggulangan kebakaran  biasanya ada 2 macam, yaitu

1. Yang pertama adalah sistem deteksi kebakaran, yang disebut juga sistem Fire Protection atau lebih dikenal lagi adalah sistem fire alarm. Sistem ini menyediakan peralatan untuk mendeteksi kemungkinan adanya sebab sebab akan terjadinya  kebakaran.

2. Sistem pemadam kebakaran atau disebut dengan Fire Fighting, bentuk perlawanan terhadap kebakaran, jika kebakaran terjadi. Biasnya di gedung disediakan 3 sistem pemadam kebakaran. Yaitu: Sistem srpinkler, sistem  hydran dan Fire Exinguisher atau APAR (Alat pemadam kebakaran).

A. Mengapa harus ada sistem pencegah dan  pemadam kebakaran.?

Bahaya kebakaraan adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidk terkendali, sehingga dapat mengancam keselamatan jiwa manusia dan harta benda. Nyala api sendiri merupakan reaksi dari bahan bakar, panas dan oksigen.

Pencegahan terhadap bahaya  kebakaran berati segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali.

Jumat, 24 April 2015

TEORI DASAR KELISTRIKAN (1)

Sebelum membahas tentang listrik secara lebih lanjut, mungkin disini perlu ditampilkan juga tentang teori dasar kelistrikan. Dan untuk memudahkan pembahasan disini akan dibahas tentang rumus rumus dasar kelistrikan.

Pembahasan tentang listrik tidak terlepas dari 4 materi pembahasan, yaitu Daya, Tegangan (beda potensial), Arus dan hambatan (resistensi). Jika Daya atau power satuannya adalah Watt atau VA, atau KW atau KVA, Tegangan satuannya adalah Volt, atau  KV  Arus satuannya adalah ampere dan tahanan satuannya adalah Ohm. Dan menayangkut hambatan R nanti juga ada pembahasan tentang resistensi, resistensi kapasitif dan juga induktif. Tetapi yang akan dibawas pertama kali adalah yang ke-4 tersebut.

Dan Hubungan keempatnya, serta rumus keterkaitannya  dapat dilihat dari lingkaran daya dibawah ini.



Atau rumus daya dapat dilihat juga dalam rumus dibawah ini

Gbr. Arah aliran arus Listrik



Gbr. Hubungan antara daya, tegangan, hambatan dan arus


A. JENIS JENIS DAYA

Daya listrik dibagi menjadi 3 macam, yaitu

1. Daya Nyata (P),
Daya nyata atau disebut juga daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi sebenarnya. Daya ini digunakan secara umum oleh konsumen dan dikonversikan dalam bentuk kerja, seperti yang digunakan untuk keperluan mesin mesin listrik atau peralatan lainnya. Satuan dari daya aktif atau daya nyata adalah Watt atau KiloWatt (kw) 

Rumus: 

a. 1 Phasa (Line to Netral)         P = V x I x Cos Ø

b. 3 phasa (line to line)              P = √3 x V x I x Cos Ø


2. Daya Semu (S), 
Daya semu (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan dan arus dalam suatu penghantar / jaringan . Daya semu ini merupakan daya listrik yang melalui suatu penghantar transmisi atau distribusi. Satuan daya ini adalah VA (Volt ampere)

Rumus: 
a. 1 Phasa (Line to Netral)         S = V x Ix  Sin Ø


b. 3 phasa (line to line)              S = √3 x V x I x Sin Ø


Gbr. Penjumlahan trigonometri daya aktif, reaktif dan semu


3. Daya Reaktif (Q), 
Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks medan magnet. Daya reaktif ini merupakan selisih antara daya semu yang masuk pada penghantar dengan daya aktif  pada penghantar itu sendiri, dimana daya itu terpakai untuk daya mekanik dan panas. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah trafo, otor dan lainnya. Satuan daya reaktif adalah Var atau Kvar.

a. 1 Phasa (Line to Netral)         Q = V x I x Sin Ø


b. 3 phasa (line to line)              Q  = √3 x V x I x Sin Ø


B. SEGITIGA DAYA (HUBUNGAN ANTARA DAYA NYATA, DAYA SEMU DAN DAYA REAKTIF)

Segitiga daya merupakan segitiga yang menggambarkan hubungan matematika antara tipetipe daya yang berbeda antara daya semu, daya aktif dan daya reaktif. berdasarkan trigonometri. Hubungan dari ketiga Daya tersebut, dapat diumpamakan dari vektor segitiga  dibawah ini, 


      Gbr. Segitiga Daya


C.Faktor Daya

Faktor daya (Cos Ø) adalah rasio perbandingan antara daya aktif  (watt) dan daya semu (VA) yang digunakan dalam listri arus bolak balik (AC) atau beda sudut fasa antara V dan I yang biasanya dinyatakan dalam Cos Ø

F = Power faktor

F =  daya aktif / Daya Semu       P/S  = Cos Ø

    = KW / KVA

    = V.I Cos Ø / V.I

    =  Cos Ø

Faktor daya mempunyai range antara 0 - 1 dan dapat dinyatakan dalam persen. Faktor daya yang bagus, apabila bernilai mendekati angka 1

Tg = Daya reaktif / Daya aktif                Tg Ø      = Q / P

      = KVAR/KW

Karena komponen daya aktif umumnya konstan (komponen KVA dan KVAR berubah sesuai dengan faktor daya), dapat juga ditulis rumus sebagai berikut:

Daya Reaktif = Daya aktif x  Tg Ø 

                 Q = P. Tg Ø 


Faktor daya  ada 2 macam, yaitu faktor daya yang mendahului (Leading) dan faktor daya yang terbelakang (Lagging)

1. Faktor daya mendahului (leading)

Faktor daya saat memeiliki kondisi sebagai berikut:

a. Beban memberikan daya reaktif dari sistem atau beban bersifat kapasitif
b. Arus mendahului tegangan, V terbelakang dari I dengan sudut Ø




2. Faktor daya terbelakang (Lagging)

Faktor daya yang memiliki kondisi kondisi sebagai berikut:
1. Beban memerlukan daya reaktif dari sistem atau beban bersifat induktif
2. Arus (I)  terbelakang dari tegangan (V), V mendahului I dengan sudut Ø




D. Beban Listrik

Pada sumber listrik DC,  sifat beban hanya bersifat resistif murni, karena frekuensi sumber DC adalah nol. Reaktansi induktif (XL) akan menjadi nol yang berarti bahwa induktor tersebut akan short circuit. Reaktansi kapasitif (XC) akan menjadi tak berhingga yang berarti bahwa kapasitif tersebut akan open circuit. Jadi sumber DC akan mengakibatkan beban beban induktif dan beban kapasitif tidak akan berpengaruh pada rangkaian.

Pada sumber listrik AC beban dibedakan menjadi 3 sebagai berikut :

1. Beban Resitif
Beban resistif merupakan suatu resistor murni.. Beban ini hanya menyerap daya aktif dan tidak menyerap daya reaktif sama sekali. Tegangan dan arus se-fasa dengan rumus:

 R = V / I

2. Beban Induktif
Beban induktif adalah beban yang mengandung kumparan kawat yang dililitkan pada sebuah inti (biasanya inti besi), misal  motor listrik, induktor dan trafo. Beban ini mempunyai faktor daya antara 0 – 1 bersifat lagging. Beban ini menyerap daya aktif (kW) dan daya reaktif (kVAR). Tegangan mendahului arus sebesar φ°, 


3. Beban Kapasitif
Beban kapasitif adalah beban yang mengandung suatu rangakaian kapasitor. Beban ini mempunyai faktor daya antara 0 – 1 bersifat leading. Beban ini menyerap daya aktif (kW) dan mengeluarkan daya reaktif (kVAR). Arus mendahului tegangan sebesar φ°. 


E. Kapasitor Bank
Pemasangan kapasitor bank salah satu fungsi utamanya adalah untuk memperbaki (menaikan) faktor daya, terutama karena kelebihan daya induktif.

Ada banyak keuntungan dari peningkatan faktor daya, yaitu: 
a. Tagihan listrik menjadi lebih kecil (PLN akan mendenda jika faktor daya kurang dari 0,85)
b. Kapasitas distribusi sistem tenaga listrik akan meningkat
c. Mengurangi rugi rugi daya pada sistem
d. Adanya peningkatan tegangan karena daya menurun
e. Mengurangi besarnya tegangan jatuh

Jika faktor daya lebih kecil dari 0,85 maka kapasitas daya aaktif (KW) yang digunakan akan berkurang. Kapasitas itu akan terus menurun seiring dengan menurunnya faktor daya. Akibat menurunnya faktor daya maka akan timbul beberapa persoalan diantaranya:

a.  Membesarnya penggunaan daya listrik Kwh karena rugi daya
b. Membesarnya penggunaan daya listrik KVAR
c. Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan (voltage drops)

Untuk meminimalkan hal tersebut, dapat di ambil tindakan sebagai berikut, yaitu Meminimalkan pengoperasian beban motor, atau mengganti motor motor yang sudah tua, tetapi hal ini bukan suatu penyelesaian. Untuk menuntaskan masalah , yaitu dengan memasang kapasitor bank.

Dengan demikian kapasitor bank berfungsi: 

a. Menurunkan medan dari daya reaktif 
a. Menghindari Trafo kelebihan beban (overload), sehingga memberikan tambahan daya yang tersedia.
b. Menghindari Voltage drops line ends
c.Menghindari  Kenaikan arus /suhu pada kabel, sehingga mengurangi rugi rugi 


(Lanjut)


(Sumber dari berbagai sumber internet.)



Rabu, 22 April 2015

SISTEM GAS MEDIK DI RUMAH SAKIT

Sistem gas medis merupakan instalasi untuk memenuhi kebutuhan dari gas untuk medis.  Instalasi gas medis telah dikembangkan untuk mengeliminasi kesulitan-kesulitan penggunaan gas medik secara konvensional. Dalam sistem ini, silinder gas tekanan tinggi, compressor dan pompa vacuum di sentralisasi di suatu tempat, kemudian  gas-gas dan udara tersebut dialirkan ke ruangan melalui pemipaan.

Gas medis yang digunakan di rumah sakit adalah elemen pendukung kehidupan yang berpengaruh langsung dalam mempertahankan hidup pasien. Oleh karena itu, pada bagian dimana gas medis digunakan, gas tersebut harus bersih, memiliki kemurnian tinggi dan tersedia dengan tekanan yang stabil.

Jenis jenis instalasi gas medis yang biasa dipasang untuk keperluan rumah sakit adalah :
  • Oxygen ( O2 )
  • Nitrous Oxide ( N2O )
  • Medical Compressed Air ( Breathing Air )
  • Vacum ( Suction )

Dan untuk ruangan ruangan perawatan / inap yang digunakan ada 2 macam, yaitu Oxygen ( O2 ) dan Vacum ( Suction ) 

A. Sentral Gas Medik
Sentral gas medik di suatu rumah sakit, untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit, tersebut, terutama ruanginap/ ruang perawatan dan juga ruang operasi. Karena yang dibutuhkan terdiri dari 4 jenis tersebut, maka sentral gas medik juga terdiri dari: Sentral Oksigen, sentral N2O, sentral Medical Compressed air, dan central Vacum (suction).

1. Sentral Oxygen ( O2 )

Sentral oksigen menggunakan sistem sentral tabung gas dengan kapasitas 2x jumlah tabung yang bisa dipasang  (misal 1 sisi 8 tabung ,maka dinyataan berkapasitas 2x8 tabung), dengan sistem berangkai double row (dua  sayap) dengan bekerja secara bergantian. Sayap kiri  8 tabung dan sayap kanan 8 tabung.

Sentral gas medik ini diatur oleh piranti yang dinamakan dengan Automatic Manifold Change over,  dan dilengkapi juga dengan perlengkapan lainnya, seperti: Block valve c/w valve, High Pressure Tube, Plug Headers, Manifold Barcket, Shut down valve, piping sistem dan tabung gas.





Automatic Manifold Change Over  berfungsi sebagai:
  • pengatur supply oksigen secara otomatis,
  • pengatur tekanan  kerja sentral Instalasi
  • Penunjuk tekanan kerja  tabung Gas.
Penggunaan gas medik ini kemudian di sambungkan dengan instalasi ke ruangan ruangan inap dan juga ruang tindakan. Dengan demikian fungsi dari automatic change over device disamping  menurunkan tekanan gas dari tabung ke tekanan gas yang konstan 4, 0 kg/ cm dan juga menyediakan ke jalur distribusi.Tabung-tabung gas diletakkan pada kedua sisi alat. Satu sisi adalah sisi yang digunakan sedangkan sisi lainnya sebagai sisi cadangan. Saat sisi yang digunakan hampir kosong maka lampu yang tersedia dalam manifold akan menyala. Lampu akan terus menyala sampai saklar diarahkan kesisi cadangan sehingga sisi cadangan tersebut berubah menjadi sisi yang digunakan. Apabila saklar dipindah atau diarahkan maka posisi cadangaan akan tetap dibaca sebagai posisi cadangan biarpun sisi cadangan tersebut telah berfungsi sebagai posisi yang digunakan (penyalur).

Jika arah switch tidak diganti dan sisi cadangan yang dipakai telah kosong maka sisi yang lain tidak akan menyalurkan gas secara otomatis.


2. Sentral Nitrous Oxide ( N2O )
Pada hakekatnya sentral N2O sama seperti sentral oksigen. Sistem yang berbeda  hanyalah jenis gas yang digunakan , tekanan kerja gas, type valve dan regulator. Sentral.

Sentral N2O biasanya mempunyai kapasitas yang lebih sedikit daripada sentral oksigen. Jika contoh diatas untuk sentral oksigen adalah 2x8, misal untuk sentral N2O adalah 2x3 tabung, dipasang dengan sistem berangkai double  row (dua) sayap dengan bekerja secara bergantian. Seperti halnya sentral oksigen,  sentral N2O ini diatur oleh piranti yang dinamakan dengan Automatic Manifold Change over,  dan dilengkapi juga dengan perlengkapan lainnya, seperti: Block valve c/w valve, High Pressure Tube, Plug Headers, Manifold Barcket, Shut down valve, piping sistem dan tabung gas. Yang masing masing perlengkapan itu mempunyai fungsi yang sama dengan fungsi pada sentral oksigen.

Fungsi automatic change over device adalah menurunkan tekenan gas dari tabung ke tekanan gas yang konstan 4, 0 kg/ cm² dan menyediakan ke jalur distribusi. Tabung-tabung gas diletakkan pada kedua sisi alat. Satu sisi adalah sisi yang digunakan sedangkan sisi lainnya sebagai sisi cadangan. Saat sisi yang digunakan hampir kosong, sisi cadangan mulai menyediakan dan menyalurkan gas secara otomatis sehingga menjamin tidak adanya keterlambatan penyaluran gas. Pada saat sisi yang digunakan hampir kosong maka lampu yang tersedia dalam manifold akan menyala. Lampu akan terus menyala sampai saklar diarahkan kesisi cadangan sehingga sisi cadangan tersebut berubah menjadi sisi yang digunakan. Apabila saklar dipindah atau diarahkan maka posisi cadangaan akan tetap dibaca sebagai posisi cadangan biarpun sisi cadangan tersebut telah berfungsi sebagai posisi yang digunakan (penyalur) .

Jika arah switch tidak diganti dan sisi cadangan yang dipakai telah kosong maka sisi yang lain tidak akan menyalurkan gas secara otomatis. 

Mengingat penggunaan gas N2O hanya dipakai untuk keperluan pembiusan, maka pemakaiannya hanya di ruang perawatan khusus saja dan ruang operasi.


3. Sentral Medical Compressed Air ( Breathing Air )
Sentral kompressor yang terpasang biasanya merupakan kompressor udara bebas oli (oil Free), type duplex terdiri dari 2 kompressor,  1 tangki dan berikut kelengkapannya.

Sentral kompessor ini juga dilengkapi  dengan:
  • After Cooler (alat pendingin) yang berfungsi sebagai pendingin udara yang keluar dari kompressor, pemisah kondensasi, mengurangi kelembaban, debu dan kadar oli yang terdapat pada udara.
  • Tanki (reserver tank) berfungsi untuk menyimpan udara tekan dengan kapasitas kurang lebih 600 liter. Udara yang keluar dari sentral compressor ini kemudian dialirkan melalui pipa tembaga ke ruang tindakan di tiap lantai.












4. Sentral Vacum ( Suction )
Sentral suction (vacuum) yang dipasang adalah vacuum pump type rotar vane oil seal.




B. DISTRIBUSI DI GEDUNG

Gas medis dari ruang sentral didistribusikan ke ruang-ruang inap / perawatan  melalui instalasi pipa dan outlet gas medis. Pipa gas medis yang digunakan adalah jenis tembaga khusus untuk pemakaian gas medik. Sebelum melalui oulet gas medik di bed head, mainline pipa tersebut melewati zone valve dan alarm sistem yag terpasang di tiap lantai, yang dipasang di belakang ruang perawat.


Sistem gas medik yang terdiri dari 4 jens gas tersebut, disalurkan ke ruang inap dan juga ruang tindakan, ICCU  atau ruang opersi.  Untuk ruang inap, gas medik terdiri dari instalasi vakum dan oksegen, dan outletnya  yang terpasang di bedhead.. Sedang di ruang tindakan atau ruang operasi terdapat keempat sistem instalasi gas medik tersebut, yaitu: instalasi gas oksigen, N2O, vacuum dan kompressor, dan outletnya  terpasang di bedhead.

Di tiap lantai juga dipasang valve yang disebut dengan zone valve dan dipasang juga alarm valve tersebut yang berfungsi untuk menunjukan tekanan serta pada daerah tertentu serta memberikan sinyal bila tekanan gas menurun atau berlebihan pada lantai tersebut. Sehingga memudahkan tenaga teknis untuk meninjau operasional gas medis. Di samping itu  penggunaan alat ini dapat sebagai media perawatan serta pengamanan bahaya kebakaran dari gedung.









Selasa, 21 April 2015

LIFT (ELEVATOR)

Lift atau elevator merupakan alat transfortasi vertikal suatu gedung. Lift sekarang ini telah menjadi kebutuhan yang mendasar di gedung gedung pemerintahan, perkantoran, hotel, apartemen, rumah sakit, mall, bandara dan lain lain.


Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain :

A.  Jenis Jenis Motor Penggerak Lift



1. Motor Gear
Tipe motor gear menggunakan motor AC yang dilengkapi dengan worm gear atau gear reduser yang berfungsi untuk menurunkan putaran motor ke speed elevator yang diinginkan. Karena pada motor AC ini mempunyai putaran yang tinggi antara 900 RPM sampai dengan 1460 RPM atau lebih. Jadi diperlukan gear reduser untuk menurunkan putaran motor tersebut.

2. Motor Gearless

Tipe motor ini tidak menggunakan worm gear atau gear reduser karena putaran motor sama dengan speed elevator itu sendiri. Paa awlanya jenis motor ini untuk lift dengan kecepatan tinggi diatas 150 meter per menit. Tetapi motor ini kemudina dikembangkan untuk kecepatan rendah, dan sedang juga menggunakan motor gearless karena pertimbangan space untuk ruang mesin.

3. Motor Roomless

Merupakan pengembangan teknologi sincronous permanent magnet yang memungkinkaan mesin lift dibuat lebih kecil sehingga mesin bisa dipasang di dalam hoistway.

Perbedaan dari ketiga itu adalahlebh cenderug ke bentu fisiknya, motor gear mempunyai design yang lebih besar dari motor gearles maupun roomless.



B. Komponen Komponen Lift


Pada dasarnya komponen lift dibedakan menjdi 4 bagian utama:
  • Komponen Ruang Mesin (Machine Room)
  • Komponen Ruang Luncur (hoitsway)
  • Komponen kereta (Car Lift)
  • Komponen di luar ruang luncur pada tiap tiap lantai




Komponen di ruang Mesin (Machine Room)

Control System atau Control Panel
Berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan kerja dari pada lift tersebut. Permintaan baik dari luar maupun dari dalam kereta dicatat dan diolah, kemudian memberikan intruksi-intruksi agar lift bergerak, dan berhenti sesuai dengan permintaan.

Geared Machine atau Mesin Penggerak
Di dalam ruang mesin terdapat satu mesin penggerak jenis geared. Pada mesin ini, perputaran dari motor penggerak ditransformasikan oleh roda gigi sehingga dari putaran motor tinggi dapat berubah ke putaran rendah..Pada mesin penggerak ini terdapat brake (rem) dimana rem ini akan berkerja jika motor penggerak tidak dialiri listrik.

Primary Velocity Tranducer/ Encoder
Terdapat satu alat dengan mesin lift pada mesin penggerak gunanya untuk mendeteksi putaran motor atau kecepatan dari lift.

Governor
Governor adalah alat pengaman, dimana jika kecepatan lift melebihi batas-batas yang telah ditentukan, maka governor ini akan bekerja dan kereta akan berhenti baik oleh elektrik maupun maupun mekanik.

ARD (Automatic Rescue Drive)
Yang berfungsi apabila sumber listrik dari PLN mendadak mati dan lift akan berhenti disembarang tempat setelah lebih dari 15 detik maka ARD akan bekerja untuk menjalankan lift ke lantai terdekat. Setelah lift sampai pada lantai otomatis lift akan mati. Lift akan normal kembali setelah listrik PLN hidup kembali.


Komponen di ruang luncur (Hoistway)
Ruang luncur adalah lorong atau lintasan dimana kereta tersebut bergerak naik dan turun. Lubang ini harus merupakan lubang tertutup dan tidak ada hubungan langsung ke ruang di luarnya kecuali untuk lubang dua buah lift berdampingan



Guide Rail atau Rel Pemandu
Profil baja khusus pemandu jalanya kereta (car) dan bobot pengimbang (Counterweight). Ukuran rel untuk kereta/ car biasanya lebih besar dari pada rel bandul pengimbang/ counterweight. Guide rail ini terpasang tegak lurus dari dasar pit sampai di bawah slap ruang mesin.

Limit Switch/ Switch Batas Lintas
Ada dua jenis saklar batas lintas yaitu untuk membalik arah (direction switch) dan final switch. Biasanya komponen ini terpasang di rel kereta, dipasang dibagian bawah dan dibagian atas rel. Yang berfungsi untuk menjaga agar kereta tidak menabrak pit atau lantai kamar mesin.

Vane Plate/ Pelat Bendera
Dipasang di rel kereta yang berfungsi untuk mengatur pemberhentian kereta pada lantai yang dikehendaki dan mengatur pembukaan pintu pendaratan (landing door).

Landing Door/ Pintu Pendaratan
Terdiri dari beberapa bagian, antara lain door hanger, door sill, dan door panel. Berfungsi untuk menutup ruang luncur dari luar. Pada hall door ini dipasang alat pengaman secara seri sehingga apabila salah satu pintu terbuka maka lift tidak akan bisa dijalankan.

Buffer
Terletak di dua tempat yaitu: satu set untuk kereta dan satu set untuk beban pengimbang/ counterweight. Berfungsi untuk meredam tenaga kinetik kereta dan bobot pengimbang pada saat jatuh.
Governor Tensioner
merupakan pully berbandul sebagai penegang rope governor yang terletak di pit.


Komponen di Car/ Kereta

Car/ Kereta
adalah kotak dimana penumpang naik dan dibawa naik turun. Kereta ini dihubungkan langsung dengan bobot pengimbang (Counterweight) dengan tali baja lewat pully penggerak di ruang mesin,

Car Door/ Pintu Kereta
Terdiri dari beberapa bagian, antara lain: door hanger, door sill, door panel dan door mekanisme yang mengatur buka tutup pintu. Berfungsi untuk menutup kereta dari luar. Pada pintu kereta (car door) ini dipasang alat pengaman secara seri dengan pintu pendaratan/ landing door sehingga apabila pintu terbuka maka lift tidak dapat dijalankan.

COP (Car Operating Panel)
Ada satu atau lebih COP. Biasanya terletak pada sisi depan kereta (front return panel). Pada panel tersebut terdapat tombol-tombol lantai dan tombol pengatur buka tutup pintu.

Interphone
Biasanya terletak pada COP (pada lokasi yang mudah dicapai) yang berfungsi untuk mengadakan komunikasi (dalam keadaan tertentu) antara kereta, kamar mesin (Machine Room) dan ruang kontrol gedung.

Alarm Buzzer
Yang berfungsi untuk memberi tanda bila lift berbeban penuh atau tanda-tanda lain.

Switcing Box
Biasanya menjadi satu dengan COP. Yang terletak dibagian bawah COP secara tertutup (yang dapat dibuka hanya dengan kunci khusus) didalamnya terdapat tombol-tombol pengatur.

Floor Indicator
Nomor penunjuk lantai dan arah jalannya kereta. Biasanya terletak disisi atas pintu kereta (transom) atau pada COP.

Lampu Darurat atau Emergency Light
Biasanya terletak diatas atap kereta, fungsinya untuk menerangi kereta dalam keadaan darurat  (listrik mati) dengan sumber battery.

Switch Pintu Darurat (Emergency Exit Switch)
Terletak pada pintu darurat diatas kereta, fungsinya untuk memastikan agar kereta tidak berjalan apabila pintu darurat dibuka untuk proses penyelamatan.

Safety Link
Mekanisme penggerak alat pengaman (safety device) diatas kereta yang dihubungkan dengan governor di kamar mesin. Berfungsi untuk menahan kereta over speed ke bawah (dalam keadaan darurat).


Komponen di luar ruang luncur atau di Hall

Tombol Lantai
Tombol pemanggil kereta di lantai/ hall.

Switch Parkir
Biasanya terletak di lobby utama didekat tombol lantai (hall button) berfungsi untuk mematikan dan menjalankan lift.

Switch kebakaran/ Fireman Switch
Biasanya terletak di lobby utama disisi atas hall button, berfungsi untuk mengaktifkan fungsi fireman control/ fireman operation.

Hall indicator atau Penunjuk Lantai
Biasanya terletak di transom atau hall button pada masing-masing lift. Berfungsi untuk mengetahui posisi masing-masing kereta.

(Dikutip dari Manual book Lift Mitsubisi Shanghai dan dari berbagai sumber internet)